Penulis: Ficky
Narasione.com, Minut- Bupati Minahasa Utara Joune Ganda memimpin rapat koordinasi dan evaluasi terkait penanganan pasca Bencana akibat curah hujan yang sangat tinggi yang terjadi pada ,Minggu (7/4) lalu di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Minahasa utara.
Rakorev melalui zoom itu, merupakan kali kedua digelar, pasca bencana yang diikuti oleh wakil Bupati, sekda, staf ahli, asisten, OPD terkait dan camat serta direktur PDAM.
Bupati Menuturkan jika, yang menjadi fokus pada rakorev yakni, terkait dengan penanganan jalan dan jembatan yang terputus, ketersediaan logistik bagi masyarakat yang terdampak banjir , ketersediaan air bersih dan pengelolaan angggaran penanganan bencana dan pengelolaan dana BTT.
“Berdasarkan laporan dari organisasi Perangkat Daerah teknis dan para camat, untuk jalan yang sempat tertutup akibat tanah longsor sudah teratasi, hanya saja, jalan yang terputus yaitu jalan menuju desa batu yang sampai saat ini belum dapat lalui, tapi sudah dilakukan pembuatan jalan alternatif disamping jalan yang putus dengan meminjam lahan milik keluarga Keintjem dan akan dilakukan pekerjaan secepatnya oleh dinas PU,” terang Bupati.
Terkait logistik lanjut Bupati, bagi masyarakat yang terdampak telah cukup terpenuhi dan sudah tidak ada lagi masyarakat yang menempati tempat pengungsian, karena sudah kembali ke rumah atau pada keluarga masing-masing.
“Kebutuhan Air bersih di beberapa titik yang jalur pipa terputus , sementara diatasi dengan hidran mobil tangki sambil menunggu perbaikan pipa yang putus dimana ini merupakan kerjasama dengan balai prasarana dan pemukiman wilayah Sulut. Untuk Dana Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp. 1.668.486.911. dan dana siap pakai dari BNPB sebesar Rp.250.000.000,” jelas Bupati
Selain itu dalam rapat, Bupati memberikan arahan bahwa OPD teknis tetap melakukan tugas dengan bergerak cepat sesuai tugas dan fungsi dan tanggungjawab. Bupati juga memerintahkan kepada seluruh camat agar usulan perbaikan kerusakan harus di kawal dan dimonitor sejauh mana tindak lanjut penanganannya, jangan hanya sampai diusulkan, tapi tidak dikawal.
selanjutnya apabila alokasi angggaran yang disiapkan belum tercapai sepenuhnya menyelesaikan pekerjaan para camat dapat menggerakkan masyarakat atau menggunakan dana desa untuk penanganan yang skala desa, contoh jembatan kecil yang terputus, jalan perkebunan.
“Untuk penanganan Air bersih PDAM berkoordinasi dengan BPPW untuk pengadaan air bersih melalui mobil tangki sambil tetap melakukan perbaikan jaringan pipa yang terputus, kemudian setelah di tetapkan tanggap darurat telah dialokasikan dana BTT guna pengelolaan sesuai aturan, dimana proposal yang dibuat sesuai ketentuan, dan semua harus dirinci secara detail kebutuhan yang menjadi prioritas. Semua kegiatan baik format, tata cara di dokumentasikan dengan baik dan otentik mulai dari pengambilan anggaran, pengadaan, penggunaan, pengeluaran dana, pelaporan sampai pada hasil pekerjaan di dokumentasikan,” pungkas Bupati sembari mengingatkan, alokasi anggaran operasional di lapangan perlu diperhatikan karena ini juga, sangat penting dan diberikan kepada mereka yang benar-benar melaksanakannya dan setiap hari OPD teknis dan para camat agar melaporkan perkembangan penanganan melalui sekretaris Daerah.(**)